Seperti seorang selebritas aku mungkin bisa diibaratkan sedang berada
di puncak karir. Saat ini aku sedang dekat dengan seseorang, namanya
Astro. Yups, dia adalah selebritis di sekolah. Atlet basket yang tinggi
dan putih pastinya. Kontan saja cewek-cewek satu sekolah ngiri kepadaku
karena aku dekat dengan Astro.
Mudah-mudahan kedekatan itu
menandakan sesuatu, aku sudah sangat siap andaikata Astro menyatakan
cintanya kepadaku. Tak ragu lagi, aku akan bilang Yess.. yess... yess.
Walau lama rasanya menunggu hari itu tiba, tapi aku akan selalu
bersabar. Aku yakin suatu saat Astro akan menyatakan cintanya kepadaku.
Waktu
berjalan sepenggal, sekolah telah bubar, aku langsung ke tempat latihan
Astro, tempatnya tak jauh di kelasku, tepat di pojok sekolah sebelah
kiri kantin. Disitulah lapangan basket tempat Astro dan tim sekolah
latihan. Jam segini biasanya Astro sedang istirahat latihan atau kadang
baru mau mulai. Aku kesana dengan membawa sebotol softdrink kesukaannya
dan kubawakan juga roti selai keju kesukaanya, pasti dia suka.
“DUARRR..........”
Hatiku
meledak seketika, bukan karena Astro cedera atau kecelakaan melainkan
karna dia sedang berduaan dengan seseorang, tepatnya seorang perempuan.
Seseorang yang tak ku kenal. Sepertinya dia murid baru di sekolah ini.
Dengan mesranya perempuan itu menyuapi roti selai keju seperti yang
kubawa. Juga softdrinkya yang sama persis. Aku tak habis pikir, kok bisa
dengan cepatnya wanita itu bisa tau apa kesenangan Astro.
Daripada
wajahku kebanjiran, ku balikan langkah dan pergi dari ruang memuakan
itu. Lagipula Astro tidak melihatku. Dengan penuh penyesalan aku
berjalan cepat meninggalkan ruang itu. Ku lempar sekotak roti selai keju
dan sebotol softdink yang ku bawa buat astro. Tapi...
“BRUUUKK”
“AWWW......”
Softdrink
yang ku buang mengenai kepala seseorang. Ah aku cepat kabur saja, takut
diminta ganti rugi. Huh.. kalo sampe ketahuan aku yang melempar, sudah
jatuh ketiban tangga pula.
***
Terus terang
saja dengan kejadian kemarin aku tak bisa tidur semalaman, aku takut
Astro direbut si perempuan itu. Makanya saat jam pelajaran, aku
pura-pura sakit biar bisa pulang duluan. Untunglah aku jago akting, gak
percuma aku dulu pernah jadi figuran di FTV walau Cuma numpang lewat aja
sih. Hehehe. Nah keluar kelas, langkah ku percepat, aku takut keduluan
si perempuan itu. Bisa-bisa Astro dipelet. Ah aku tidak boleh
ketinggalan langkah. Aku harus cepat.
Menurut ukuran
ideal, seharusnya dengan kejadian kemarin itu aku sakit hati dan tidak
mau bertemu dengan Astro. Tapi bagaimana, aku terlanjur sayang sama
Astro. Aku juga tidak mau Astro direbut perempuan lain.
Sampailah aku diruang tempat biasa Astro latihan. Segera ku dekati dia dengan hangat.
“Astro”
“Eh Dewi, duduk Wie”
“Ni aku bawakan Roti selai kacang kesukaanmu”
“Selai kacang?, sejak kapan aku suka selai kacang”
Uppsss... lho kok bisa, Astro kan gak suka banget sama selai kacang, Astro kan takut banget jerawatan. Haaaahhhh...
“Ups... aku lupa Astro, trus gimana dunk?”
“Ya udah sini, kamu kan sudah cape-cape buat”
Tak berapa lama datang seseorang, sepertinya dia juga sama kaya aku kabur dari kelas. Masa baru pukul 11 sudah keluar kelas.
“Astro”
“Eh.. Riri.. duduk Ri”
“Ni aku bawakan roti selai keju kesukaanmu”
“gak usah repot-repot Ri”
“Ya udah terima dulu ni.”
“DDUAAAARRR”
Hatiku
meledak lagi, namun kali ini lebih besar dari kemarin. Aku benar-benar
tak habis pikir, kok bisa dia seperti itu. Astro begitu manis
memperlakukan Perempuan itu. Bukankah aku adalah orang yang istimewa
buat Astro.
“O ya Ri, kenalkan ini Dewi teman aku”
Si
Riri menyodorkan tangannya. Sungguh aku sangat tidak ingin menerima
tangan perempuan itu. Tapi aku tetap harus bersikap manis.
“Aku Dewi”
“Riri...”
***
Hari-hari
berlalu, sejak hari yang menyebalkan itu, aku tak pernah lagi menemui
Astro. Smspun tak pernah, dia juga sama tak pernah menghubungiku. Sampai
disini aku sadar, aku bukan apa-apa buat Astro. Aku relakan dia pergi
walau sebenarnya tidak rela. Di hari yang lain di jam yang sama. Aku
melangkahkan kaki menuju gerbang. Lelah, letih, tak bergairah, dan tak
besemangat begitulah rasaku.
“Dewi”
Suara yang tak asing memanggilku. Aku berhenti. Dia menghampiriku.
“Dewi aku minta maaf ya atas kesalahanku kemarin-kemarin. Aku sadar, aku telah salah nyakitin kamu”.
Astro
begitu jentelmen. Sungguh semua sakit dihatiku reda seketika oleh
kata-kata manisnya. Ya aku memang yakin aku adalah orang spesial buat
Astro dan itu terbukti hari ini.
“Astro kamu gak salah untuk apa kamu minta maaf?” Kataku manis
“Dewi aku ingin kita dekat, jadi kalau ada salah paham antara kita, aku minta maaf”.
Asto sudah bicara duluan, aku yakin beberapa detik lagi dia akan bilang cinta.
Astro terdiam dan melihat ke salah satu sudut.
“Rosa..” Panggil Astro
Seseorang yang dipanggil Astro menengok dan tersenyum.
“Aku duluan ya Wi”
Dengan
manisnya Astro meninggalkanku sendiri dan menemui Rosa. Seseorang yang
baru saja dipanggilnya. Rosa gadis cantik berkulit putih itu bak petir
di siang bolong buatku. Dan banjir bandang tidak bisa dibendung lagi.
Aku ingin menangis kencang, aku ingin berteriak hebat, tapi MALUU yang
ku rasa.
0 komentar :
Post a Comment